Apa jadinya jika keselamatan bumi bergantung pada peran seorang anak kecil yang dianggap freak? Jawabannya, mungkin, tak jauh beda dengan film animasi 3D kedua Laika Entertainment dan Focus Features, ParaNorman . ========== NORMAN Babcock (Kodi Smit-McPhee) adalah anak berusia sebelas tahun yang dikucilkan dari pergaulan. Dia merupakan satu-satunya anak yang mempunyai kemampuan langka untuk bisa berkomunikasi dengan makhluk tak hidup. Seiring dengan keistimewaan tersebut, dia memikul tanggung jawab yang besar untuk menyelamatkan kota tempat tinggalnya. Secara kasatmata, kota itu terlihat aman dan damai. Sampai pamannya yang sudah meninggal, Mr Prenderghast (John Goodman), memperingatkan keadaan sesungguhnya bahwa kota tempat tinggalnya dikutuk kawanan zombie. Sang paman juga mengatakan bahwa hanya Norman-lah yang bisa mengakhiri kutukan tersebut. Tak tinggal diam, Norman beserta teman-teman dan saudaranya beraksi untuk menghentikan serangan zombie.
Termasuk Alvin, teman sekolah yang suka melakukan bullying terhadap Norman. Peran yang suaranya diisi oleh Christopher Mintz-Plasse itu berjuang bersama teman- temannya untuk membuat kotanya kembali aman. Namun, keselamatan mereka seolah berada di ujung tanduk ketika hantu-hantu jahat berusaha untuk menjerumuskan dia ke dunia lain.
======== ParaNorman merupakan film animasi 3D kedua Laika Entertainment dan Focus Features. Sebelumnya, mereka sukses dengan Coraline (2009) yang meraih nominasi Oscar sebagai Film Animasi Terbaik. Chris Butler yang berperan sebagai storyboard supervisor di film Coraline bekerja sama dengan Sam Fell sebagai sutradara di film ParaNorman . Butler juga berperan sebagai penulis skenario. Genre horor yang diusung dengan memperlihatkan warna kelam pada film memberikan referensi baru pada film animasi
stop motion horor untuk penonton. Meskipun horor, film tersebut masih sarat akan komedi khas film animasi. Di antaranya disampaikan melalui tingkah laku serta dialog yang menggelitik tiap tokohnya. Karakter zombie yang menegangkan dan biasanya hadir pada film dewasa kini dihadirkan dalam scene yang lebih ramah untuk penonton anak-anak. Dalam menggarap film itu, Butler berupaya untuk menitikberatkan cerita pada ending. Sebab, menurut dia, keseluruhan inti cerita dalam film dipengaruhi akhir cerita. “So, when I was writing it, I started with the ending and worked backwards so we already
had that and then we go into boarding,” paparnya. Pengerjaannya pun dimulai dari perbincangan
antara Butler dan Fell. Setelah itu, barulah mereka berdiskusi dengan sang animator, Travis Knight, untuk memvisualisasikan imajinasi mereka. “So, each scene was owned by one key animator and they really got to inform the way the scene played. We were always learning from the animators, also, about how things could go,” terang Fell. Totalitas mereka
juga terlihat dalam promosi film itu. Tim produksi mengadakan atraksi zombie yang memenuhi jalanan di sekitar San Diego Convention Center. Banyak yang terhibur. Tak sedikit pula yang terkejut saat melihat invasi zombie ke jalanan. Download Sub Indo