Excision bisa punya dua arti jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
pertama, pengucilan dari suatu kelompok.
Dan kedua, dalam istilah medis berarti
pengirisan atau penghilangan dalam sebuah
operasi pengangkatan tumor. Ya, kedua arti tersebut sedikit banyak sudah
bisa menggambarkan horor-thriller
psikologis indie garapan Richard Bates, Jr.
yang diadaptasinya dari cerita pendek
miliknya berjudul sama. Flm yang juga sempat ditayangkan di ajang
Film Sundance 2012 ini mengisahkan sebuah
kisah mengerikan dari Pauline (AnnaLynne
McCord), gadis remaja delusional dengan
penampilan dan wajah yang sama anehnya
dengan kelakuannya. Semua teman sekolah dan keluarganya tahu
jika Pauline adalah seorang anti-sosial,
mereka juga tahu jika ia tidak pernah
memperdulikan penampilannya, tidak pernah
mencuci wajahnya atau rambutnya, yang
mereka tidak tahu adalah apa yang ada di dalam kepala Pauline. Ya, Pauline punya fantasi mengerikan tentang
hal-hal berbau kekejaman, kesadisan dan
darah, fantasi-fantasi gila yang tanpa
disadarinya sudah mulai mengerogoti akal
sehatnya perlahan namun pasti. Mungkin sudah banyak film-film tentang
psikopat haus darah yang pernah kamu
tonton, tetapi hanya sedikit diantara mereka
yang mengijinkan kamu mengintip apa yang
ada di dalam kepala mereka dan mengenal
mereka lebih dekat. Nah, Excision ini adalah salah satunya yang melakukan itu, memberikan penontonnya
sebuah pengalaman menonton yang berbeda
ketika ia menghilangkan jarak antara
penonton dan karakter utamanya yang
‘sakit’. Tapi jangan berpikir terlalu jauh dulu, ini
bukan thriller psikopat yang sering kamu
jumpai. Seperti yang pernah dihadirkan
koleganya, May (2002), ruang lingkup Excision tidak besar, ia seperti sebuah teen- flick dari neraka yang hanya membatasi
dirinya pada sebuah karakter remaja freak,
produk dari sebuah keluarga disfungsional
yang dipimpin oleh ibu yang otoriter, ayah
yang lemah dan adik perempuan yang bak
malaikat. Excision adalah jenis film yang disrtubing, mungkin yang paling disturbing tahun ini.
Seperti judulnya ia punya kemampuan untuk
‘mengiris-iris’ mental penontonnya yang
lemah, tidak hanya melalui rentetan visualnya
yang menganggu (yang disaat bersamaan
juga cantik) banyak menghadirkan sebuah festival gore dan darah walaupun
kebanyakan dari adegan-adegan sadis
bergaya art-house itu berasal dari bagian
terdalam kepala Pauline, namun secara
keseluruhan narasinya yang beraoma
depresi kental dan dibalut dengan pace lambat pun tidak kalah menganggunya. Ia akan menyiksamu pelan-pelan, mulai dari
wajah Pauline yang menyedihkan, adegan
tampon yang menjijikan dan disaat ia mulai
membedah isi perut sebuah burung mati. Menariknya meskipun ini bukan tontonan
yang menyenangkan ia tetap mampu
mempesonamu, membuatmu tetap
penasaran dengan apa yang kira-kira akan
dilakukan oleh Pauline hingga nanti diakhiri
sebuah ending yang sanggup membuatmu tidak berkata apa-apa hingga credit roll
bergulir. Tetapi Excision bukan hanya punya cerita mengerikan tentang gadis aneh penggemar
darah, seks dan potongan tubuh, ia juga
adalah segalanya tentang karakter-karkater
yang kuat. AnnaLynne McCord tampil luar
biasa sebagai Paulie yang terganggu. Karakter Pauline itu menarik, membuatmu
sebagai penonton berada dalam posisi iba
sekaligus jijik. Ceritanya memang sederhana, tentang
remaja perempuan disfungsional namun Excision itu liar, ia sama sekali tidak menawarkan sebuah kenyamanan untuk
ditonton, belum lagi rangkaian visualnya yang
sama anehnya dengan karakternya, itu belum
lagi saya menyebutkan tingkat gore-nya yang
lumayan menyiksa walaupun memang juga
tidak sampai terlalu brutal karena Richard Bates Jr. memilih untuk membungkusnya
dalam sebuah fantasi abusrd seorang gadis
sakit yang dikucilkan masyarakatnya. Jadi jika mencari film paling disturbing tahun
ini, mungkin Excision yang kamu cari. Download Sub Indo
Home