Ketika Anda mengetahui cara untuk melacak siapa pembunuh dari orang yang paling Anda sayangi, apakah Anda akan menyusun sebuah rencana untuk melakukan sebuah balas dendam dengan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam atau langsung membunuh orang tersebut? Atau… justru menyerahkan masalah tersebut langsung kepada pihak yang berwajib? Anyway… tak seorangpun yang menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada orang yang mereka sayangi, namun ketika Soo-Hyun (Lee Byung-hun) mendapati bahwa tunangannya yang sedang hamil, Joo- Yun (Oh San-Ha), menjadi korban kesadisan seorang pembunuh berantai, Kyung-Chul (Choi Min-sik), ia bertekad bahwa ia akan memberikan rasa sakit seribu kali lipat yang dirasakan sang tunangan kepada orang yang telah membunuhnya. I Saw the Devil adalah sebuah film yang bercerita mengenai teknik balas dendam Soo-Hyun yang ia lakukan pada Kyung-Chul, namun jika daftar filmografi sutradara, Kim Ji-woon (The Good, the Bad, the Weird, 2008)
dapat berbicara, maka penonton seharusnya tahu bahwa I Saw the Devil memiliki jalan cerita yang lebih mendalam daripada sekedar sebuah film tentang pembalasan dendam. Kim mampu mengintegrasikan sebuah narasi mengenai balas dendam, taktik pengejaran polisi terhadap para pelaku kriminal, berbagai adegan sadis nan berdarah sekaligus memberikan perjalanan ke dalam sisi tergelap jiwa manusia yang tidak akan mampu dilupakan dengan begitu mudah oleh siapapun. Setelah menelusuri beberapa tersangka yang
diduga merupakan pelaku pembunuhan sang tunangan, Soo-Hyun akhirnya menemukan bahwa Kyung-Chul adalah pelakunya, dan segera menyusun sebuah aksi balas dendam yang mungkin tidak pernah diharapkan Kyung-Chul terjadi pada dirinya. Walau begitu, Kyung-Chul sendiri bukan seorang pembunuh berantai biasa. Ia adalah sosok yang terbentuk dari lingkungan terbuang dan membuatnya menjadi seorang karakter yang cerdas, sadis, tak mengenal rasa sakit dan tak mengenal rasa takut. Apa yang kemudian terjadi dalam 144 menit durasi film ini adalah proses kejar mengejar antara kedua karakter tersebut sekaligus memberikan pertanyaan hidup besar kepada para penontonnya: apakah balas dendam adalah sebuah tindakan yang wajar atau justru sebuah tindakan yang membuat seseorang tak berbeda dengan “sang setan” itu sendiri. Tema tersebutlah yang sebenarnya menjadi dasar kisah dari I Saw the Devil ketika Kim Ji- woon menghadirkan karakter Soo-Hyun yang mulai terobsesi dalam tindakan balas dendam yang ia lakukan. Dan sang penulis naskah, Park Hoon-Jung, menghadirkan tiap detil cerita dan karakter dengan sangat cerdas dan tersusun rapi membentuk sebuah ikatan kisah yang begitu menegangkan. Kim Ji-woon juga terbukti sangat tahu mengenai apa yang ia harapkan dari setiap adegan filmnya, sehingga ia mampu meningkatkan intensitas setiap sisi cerita film ini dengan sedemikian rupa. Walaupun penonton akan mulai familiar dengan karakterisasi setiap peran yang ada di film ini seiring dengan durasi yang berjalan, Kim Ji-woon tetap berhasil menyelipkan beberapa kejutan yang tentunya akan membuat jantung setiap orang berdebar cukup kencang. Pertarungan antara dua karakter ini, baik melawan yang buruk, berhasil dengan begitu sempurna diciptakan oleh dua orang pemerannya, Lee Byung-Hun dan Choi Min- sik. Sebagai Soo-Hyun, Lee mampu memberikan gambaran yang tepat bagaimana karakternya begitu terguncang dengan kematian sang tunangan yang kemudian menghasilkan sebuah kepribadian Soo-Hyun yang baru. Soo-Hyun yang pada awalnya digambarkan tegas namun begitu lembut dan romantis, berubah menjadi sebuah karakter yang gelap, dingin dan sama sekali berbeda… begitu berbeda sehingga hampir menyerupai karakter Kyung-Chul yang ia kejar. Lee Byung-Hun sendiri mendapatkan perlawanan akting yang setimpal dari aktor senior, Choi Min-sik. Choi, yang mendapatkan popularitas kelas dunianya dari film Oldboy (2003), dengan begitu sempurna menghadirkan seorang yang begitu sadis seperti Kyung-Chul sehingga kata “manusia” mungkin akan menjadi sebuah kata yang terkesan melembutkan karakterisasi yang telah ia ciptakan. Tidak salah jika nantinya I Saw the Devil akan diingat sebagai sebuah film yang berhasil memberikan satu karakter paling sadis yang pernah ada di sejarah industri film dunia, dan ini murni berkat pendalaman karakter yang dilakukan oleh Choi Min-sik. Tak hanya unggul dari sisi cerita dan akting, seperti banyak film-film bertema balas dendam yang berasal dari Asia, I Saw the Devil dihadirkan dengan tingkat artistik yang begitu tinggi sehingga mampu menyeimbangi tingkat kesadisan yang dihadirkan di tiap adegan ceritanya. Dengan pemilihan sinematografi yang begitu indah, ditambah dengan teknik pencahayaan dan teknik editing yang berkualitas, tiap pilihan gambar yang dihadirkan I Saw the Devil menjadi representasi tersendiri mengenai bagaimana dinginnya aksi balas dendam yang terjadi di dalam jalan cerita film ini.
Tata musik yang dihadirkan oleh Mowg juga berhasil menambah tingkat ketegangan dan kemisteriusan I Saw the Devil. I Saw the Devil adalah sebuah pembuktian bahwa sutradara asal Korea Selatan, Kim Ji- woon, adalah seorang sutradara yang memiliki tingkat sensibilitas yang luar biasa terhadap setiap karyanya setelah apa yang ia
perlihatkan lewat A Tale of Two Sisters (2003) dan The Good, the Bad, the Weird. Kim tahu benar bagaimana cara untuk menjaga dan meningkatkan intensitas setiap adegan, dan berhasil melakukannya dengan memegang penuh kendali atas tingkat emosional penontonnya melalui pendayagunaan akting para pemerannya yang tepat, jalan cerita yang menarik dan menegangkan serta keunggulan teknikal yang luar biasa terjaga baik. I Saw the Devil adalah sebuah film yang mampu mencengkeram erat perhatian dan emosi penontonnya di tiap durasi film ini berjalan dan meninggalkan mereka pada tingkat emosional tertinggi yang dapat diberikan oleh sebuah film. Download Sub Indo