Review: Bagaimana cara untuk mengkreasikan ulang sebuah daya tarik film yang telah begitu
popular dan menjadi sangat ikonik seperti The Wizard of Oz (1939) untuk dipresentasikan pada penonton di era yang lebih modern? Jawabannya… Anda tidak akan pernah dapat melakukannya! Meskipun telah dirilis puluhan dekade yang lalu, The Wizard of Oz yang diadaptasi dari novel karya L. Frank Baum, The Wonderful Wizard of Oz (1900), telah menjelma menjadi salah satu film fantasi petualangan buatan Hollywood yang begitu dicintai di seluruh dunia. Jadi… jelas adalah keputusan bijaksana dari Walt Disney dan Sam Raimi untuk tidak mencoba membuat versi baru dari film klasik tersebut ketika mereka sedang berhasrat untuk membawa kembali petualangan di dunia Oz ke layar lebar. Meskipun masih mendasarkan kisahnya pada seri novel petualangan di dunia Oz arahan Baum, namun naskah cerita Oz the Great and Powerful menawarkan sebuah petualangan baru yang ditulis oleh Mitchell Kapner (The Whole Nine Yards, 2000) dan David Lindsay-Abaire (Rabbit Hole, 2010). Kisahnya sendiri masih menawarkan sebuah tema penceritaan standar mengenai perjalanan hidup seorang pria egois yang secara perlahan mulai belajar untuk menumbuhkan rasa kepeduliannya pada orang lain. Namun, paduan visi Raimi yang begitu kuat pada jalan cerita dengan penampilan para pengisi departemen akting yang sangat memikat mampu membuat Oz the Great and Powerful tampil begitu kuat dan menyenangkan untuk dinikmati di sepanjang 127 menit durasi penceritaannya. Berlatar belakang di Kansas, Amerika Serikat
pada tahun 1905, Oz the Great and Powerful memulai kisahnya dengan memperkenalkan karakter utama film ini, Oscar Diggs (James Franco) kepada para penontonnya. Oscar adalah sosok pria yang selalu mementingkan kebutuhan dan keuntungan dirinya sendiri sehingga seringkali membuatnya secara tidak sadar telah merugikan orang lain, termasuk pemilik sirkus dimana Oscar bekerja yang dalam amarahnya kemudian berniat untuk membunuh Oscar. Untungnya, Oscar mampu melarikan diri… sebelum akhirnya terjebak dalam putaran angin tornado yang sedang menyerang kota tersebut. Secara magis, putaran angin tornado tersebut membawa Oscar ke babak baru dalam hidupnya yang akan diisi dengan begitu banyak petualangan di dunia Oz. Setibanya di Oz, Oscar ditemukan oleh seorang penyihir bernama Theodora (Mila Kunis) yang menyangka Oscar adalah seorang ahli sihir yang selama ini telah diramalkan akan tiba di Oz. Theodora lalu menceritakan bagaimana penduduk Oz telah lama menunggu kehadiran sang ahli sihir yang diprediksi dapat membebaskan mereka dari derita akibat tekanan seorang penyihir jahat bernama Glinda (Michelle Williams). Mendengar bahwa sang ahli sihir akan diberikan posisi sebagai raja di Oz jika mampu mengalahkan sang penyihir jahat, Oscar lantas memilih untuk berpura-pura menjadi ahli sihir tersebut. Theodora lalu membawa Oscar kepada kakaknya, Evanora (Rachel Weisz), yang kemudian bersama- sama menyusun rencana untuk melakukan penyerangan pada Glinda. Dalam sebuah kejutan, Oscar secara perlahan menyadari bahwa dirinya tengah dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang ternyata memiliki niat buruk pada dunia Oz. Anda dapat saja memandang skeptik terhadap Oz the Great and Powerful – khususnya akibat ledakan jumlah kisah dongeng yang kembali dihidupkan oleh Hollywood namun seringkali hadir dengan kualitas cerita yang lebih inferior daripada penampilan visualnya. Dan meskipun film ini menawarkan sajian kisah yang sebenarnya sangat sederhana, namun Mitchell Kapner dan David Lindsay-Abaire mampu mengisi kesederhanaan tema penceritaan tersebut dengan deretan dialog yang cerdas sekaligus humoris, karakter-karakter yang berwarna dan, yang paling penting, tetap mampu untuk tampil begitu hangat dan humanis. Kapner dan Lindsay-Abaire juga secara jeli menempatkan banyak referensi terhadap kisah The Wizard of Oz sehingga mampu membuat Oz the Great and Powerful menjadi sebuah ajang nostalgia bagi para pecinta film klasik tersebut. Pun begitu, Oz the Great and Wonderful tetap akan mampu berdiri sendiri dan dapat dinikmati oleh kalangan yang sama sekali belum pernah mengenal petualangan di dunia Oz berkat penataan ceritanya yang sangat menyenangkan untuk diikuti. Layaknya film-film dongeng lain yang kembali dihidupkan oleh Hollywood di masa modern, penataan teknis Oz the Great and Powerful juga berhasil mendapatkan sentuhan yang luar biasa mengagumkan. Sam Raimi berhasil memanfaatkan teknologi 3D dengan begitu sempurna untuk menghidupkan dunia Oz. Tata visual film ini begitu berwarna dan akan mampu menghipnotis setiap penonton dengan keindahannya. Transisi antara presentasi hitam putih menjadi gambar berwarna di awal film menjadi sebuah sajian yang begitu memikat atas hasil perpaduan teknologi dan kreativitas otak Raimi. Kualitas tata kostum, tata rias serta tata musik arahan Danny Elfman yang berkelas juga akan semakin menenggelamkan imajinasi setiap penonton film ini ke dalam ke dunia Oz. Berbicara mengenai departemen akting, Sam Raimi juga sukses untuk mendapatkan penampilan terbaik dari setiap jajaran pemeran filmnya… well… setidaknya pada kebanyakan diantaranya. Rachel Weisz mampu menghidupkan karakternya dengan baik meskipun karakternya seringkali terasa sebagai karakter yang seharusnya mendapatkan porsi peran yang lebih besar. Michelle Williams juga mampu menyerap dengan baik dengan perannya sebagai Glinda. Williams bahkan membuat karakter tersebut memang semenjak lama dituliskan untuk dirinya. Peran pendukung yang diberikan oleh Zach Braff dan Joey King, yang
keduanya mengisisuarakan karakter Finley dan The China Girl, juga mampu tampil mencuri perhatian di setiap kehadiran mereka. Here comes the bad news… James Franco dan Mila Kunis jelas adalah pilihan yang… well… kurang jeli untuk mengisi peran mereka. Franco dan Kunis mampu memberikan penampilan yang tidak mengecewakan. Hanya saja keduanya tidak memiliki daya tarik yang kuat untuk mampu membuat karakter-karakter yang mereka perankan tampil menarik. Kunis terasa kurang mampu menyusupkan sisi emosional yang sebenarnya dibutuhkan oleh karakter Theodora di banyak bagian penceritaan. Sementara Franco seringkali tampil dengan terlihat sebagai… James Franco. Franco memang tepat untuk tampil sebagai sosok pria yang arogan. Namun sebagai sosok pria yang mampu menarik hati banyak orang terlepas dari berbagai keburukan sifatnya? Rasanya Franco masih tampil terlalu kaku untuk dapat mencapai posisi tersebut. Melihat kualitas Oz the Great and Powerful secara keseluruhan, sangat mudah untuk menegaskan bahwa adalah sebuah keputusan tepat bagi Walt Disney untuk menugaskan Sam Raimi dalam membawa kembali kisah klasik dunia Oz ini ke penonton yang lebih modern. Raimi mampu menggarap Oz the Great and Powerful dengan tatanan produksi yang memang dibutuhkan film-film blockbuster modern untuk memikat setiap penontonnya. Lebih dari itu, Raimi dengan handal mampu menangani jalan cerita yang sebenarnya sangat sederhana dan mengolahnya menjadi sebuah penceritaan yang begitu menghibur – meskipun James Franco dan Mila Kunis terasa lemah dalam untuk mengisi posisi mereka yang sebenarnya sangat krusial. Layaknya jalan cerita Oz the Great and Powerful, Raimi berhasil mengemas film ini menjadi sebuah presentasi yang secara magis akan mampu mempesona setiap penontonnya. Download Sub Indo